Jakarta (05/09) – Sebagai perwujudan komitmen dan kedisiplinan ASN di lingkungan Karantina Pertanian Uji Standar (BBUSKP) untuk menerapkan core value BerAKHLAK, seluruh jajaran pegawai BBUSKP mengikuti Apel Senin Pagi yang rutin diselenggarakan secara daring oleh Kementerian Pertanian (Kementan).“Kementerian Pertanian secara konsisten menciptakan pertanian Indonesia yang maju, mandiri, dan modern dengan terus berdiplomasi melakukan terobosan-terobosan baru, membahas strategi sektor pertanian yang semakin adaptif,” ujar Suwandi, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, selaku Pembina Apel pagi saat membuka arahannya.
Di tengah ancaman krisis pangan global, Menteri Pertanian menghimbau untuk selalu waspada, berhati-hati, dan cermat dalam menyediakan pangan dalam negeri secara mandiri. Oleh karena itu, Kementan terus memacu peningkatan produksi dengan berbagai strategi yang lebih dinamis dan maju dari tahun-tahun sebelumnya.Perkiraan awal musim hujan terjadi pada September hingga November yang puncaknya diperkirakan pada Desember 2022 sampai dengan Januari 2023, untuk itu perlu mengantisipasi daerah-daerah rawan banjir, daerah longsor, dan mengantisipasi munculnya wabah penyakit tanaman. “Perlu dilakukan langkah antisipasi, mitigasi, dan koordinasi, kolaborasi dengan lintas instansi terkait, dengan daerah maupun petugas di lapangan untuk melakukan pemetaan daerah yang rawan terhadap dampak perubahan iklim,” lanjut Suwandi.
Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, perlu adanya pengecekan berulang kali untuk memastikan bahwa pangan pokok cukup, ketersediaan ada, serta membantu menstabilkan bahan pangan pokok yang ada di lapangan, termasuk untuk mengantisipasi terhadap gangguan produksi di lapangan. Mengatasi krisis pangan, beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu: menggantikan komoditas komoditas alternatif sebagai subtitusi impor seperti jagung, sorgum, singkong, dan sagu; (ii) melakukan stabilisasi harga terhadap komoditas komoditas cabe, bawang, telur, ayam, dan lainnya; serta (iii) upaya untuk meningkatkan ekspor Gratiek beberapa komoditas porang, wallet dan lainnya. Perlu juga mengembangkan usaha budidaya dengan pendekatan skala ekonomi, memastikan kegiatan dari hulu hingga hilir supaya berjalan dengan baik, dan menjembatani antara petani dengan pihak perbankan dalam program pertanian In Situ.
Diakhir amanatnya Suwandi menegaskan kembali Pesan Menteri Pertanian kepada seluruh pejabat, staff, aparatur Kementan untuk meningkatkan kompetensi, meningkatkan pendekatan tidak hanya secara birokratis saja, dan membangun networking dengan seluruh stakeholder baik di aspek hulu maupun hilir, untuk bersinergi sehingga Pertanian Indonesia yang maju, mandiri dan modern bisa terwujud.