Depok (04/04) – ASEAN Secretariat bekerjasama dengan USAID dan US-ASEAN Connect menyelenggarakan the 6th Symposium of the ASEAN Single Window dengan tema “Reflecting on Progress and Looking toward the Future” secara daring. Mempertemukan lebih dari 200 pejabat pemerintah dan pemimpin sektor swasta untuk membahas cara meningkatkan dan memperluas perdagangan lintas Pasifik.
ASEAN Single Window merupakan platform elektronik regional untuk integrasi dan menghubungkan ekonomi dalam melakukan pertukaran dokumen sertifikat terkait perdagangan di antara negara-negara anggota ASEAN secara elektronik.
Dalam kegiatan ini, delegasi Indonesia yang diketuai oleh Kepala Bagian Kerjasama, Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, Badan Karantina Pertanian. Salah satu isu yang diangkat dalam simposium adalah mengenai electronic system lingkup ASEAN, yaitu: SPS e-Certificates. Indonesia, diwakili oleh Badan Karantina Pertanian, menjadi lead SPS e-Certificates untuk ASEAN.
Pada sambutannya, Dr. Le Quan Lan, Director Market Integration Direction ASEAN Secretariat menyampaikan simposium ini berfungsi sebagai percepatan untuk kolaborasi lebih lanjut tentang bagaimana kita dapat terus meningkatkan upaya digitalisasi perdagangan kita.
“Simposium ASW dapat membantu menunjukkan upaya sukses dalam memfasilitasi perdagangan serta memberi kesempatan dalam survei perdagangan ASEAN yang didukung oleh USAID serta membantu memastikan bahwa ASEAN Single Window terus mendorong kemudahan perdagangan,” lanjut Dr. Le Quan Lan.
Dalam sambutannya, Kate Rebholz menyampaikan Amerika Serikat bangga mendapat bekerjasama dengan ASEAN untuk membantu para anggotanya mengoprasionalkan ASEAN Single Window, dan kami sangat antusias dengan masa depan yang mencakup pengintegrasian lebih jauh ASEAN Single Window dengan Amerika Serikat.
Pada simposium ini, Indonesia (Badan Karantina Pertanian selaku Ketua ASEAN SPS Contact Point), diwakili Louis Mahandry, Sub Koordinator Sistem Informasi, menyampaikan paparan mengenai perkembangan kerjasama pertukaran e-Certificates dengan beberapa negara serta pentingnya implementasi pertukaran e-Certificates. Pertukaran e-Certificates awalnya diinisasi untuk memfasilitasi perdagangan internasional selama pandemi COVID dan mencegah munculnya risiko penularan COVID melalui dokumen sertifikat ke petugas karantina.
“Saat ini Indonesia khususnya Badan Karantina Pertanian (Barantan) telah melakukan kerjasama pertukaran SPS e-Certificates dengan Australia, Belanda dan New Zealand. Untuk ASEAN, telah dilakukan pertukaran e-Phyto Certificates dengan negara Thailand pada 29 November 2022, dan Filipina untuk SPS e-Certificates pada Mei 2023. Indonesia telah melakukan technical consultation dengan Singapore Food Agency untuk melakukan kerjasama pertukaran SPS e-Certificates” ujar Louis Mahandry saat presentasi.
Penutup, Louis Mahandry mengajak seluruh negara AMS lainnya untuk mulai melakukan pertukaran SPS e-Certificates.
#KarantinaPertanianUjiStandar
#ASEANSingleWindowSymposium