Jakarta (12/09) – Sebagai perwujudan komitmen, tanggungjawab dan kedisiplinan ASN di lingkungan Karantina Pertanian Uji Standar (BBUSKP), seluruh jajaran pegawai BBUSKP mengikuti Apel Senin Pagi yang rutin diselenggarakan secara daring oleh Kementerian Pertanian (Kementan).
Retno Sri Hartati Mulyandari, Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, selaku Pembina Apel menyoroti 3 (tiga) strategi utama Kementan dalam mengantisipasi ancaman krisis pangan, yaitu: peningkatan kapasitas produksi yang difokuskan pada komoditas pangan yang memiliki kontribusi besar terhadap inflasi, seperti cabai dan bawang. Agar inflasi tidak naik perlu terus mengawal ketersediaan stok pangan dan mempersiapkan bantuan distribusi; (ii) mengembangkan komoditas subtitusi impor untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor, misalnya gandum, dengan meningkatkan produksi singkong, sagu, dan sorgum; (iii) peningkatan ekspor untuk memenuhi permintaan pasar dunia terutama untuk komoditas buah buahan, sayuran, sarang burung wallet, dan porang.
“Ketiga strategi utama tersebut harus disertai dengan penguatan jejaring kerja (networking) dan kolaborasi. Penguatan jejaring kerja dengan pemangku kepentingan antara lain, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, UMKM, pelaku usaha pangan dan pertanian, lembaga pembiayaan, serta lembaga pendidikan. Semua ini bermuara pada penguatan ekosistem pangan dan pertanian,” ujar Retno.Diakhir amanatnya, Retno menegaskan kembali pesan Menteri Pertanian pada Sarasehaan Petani Milenial untuk meningkatkan peran agroprenur milenial dalam pengembangan pangan dan pertanian, kreativitas dan jiwa inovatif generasi muda hadirkan energi segar dan istimewa bagi regenerasi pertanian kedepannya. “Harapannya pertanian ke depan berbasis activation intelligent, terintegrasi dari hulu hingga hilir terutama dalam tata kelola perbenihan, perbibitan, budi daya, serta pasca panen, dan pengolahan produk turunan, hingga pemasaran untuk mendongkrak produksi dan produktivitas, serta nilai tambah bagi petani,” lanjut Retno menutup amanatnya.