Jakarta 09/06 – Karantina Pertanian Uji Standar (BBUSKP) menerima sampel uji rujukan berupa bibit bambu Phyllostachys nigra dan Dendrocalamus asper dalam bentuk batang dan daun. Contoh uji tersebut dikirim oleh Karantina Pertanian Yogyakarta untuk kepentingan ekspor.
“Ada beberapa target yang harus diuji di lab kami untuk memastikan tumbuhan yang dilalulintaskan sehat dan bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK),” ungkap Kabalai Sriyanto.
Subkoordinator Pelayanan Pengujian Karantina Tumbuhan BBUSKP, Dwi Sugiprihatini, menjelaskan, “Target pengujiannya yaitu Begomovirus yang mudah menyebar oleh vektor kutu kebul Bemisia tabaci (atau jenis lain) dimana memiliki kisaran inang yang banyak.”
“Gejala penyakit mosaik muncul pada bambu yang terinfeksi virus tersebut. Gejala pada bambu antara lain bintik klorosis/pola mosaik pada daun yang sejajar dengan urat, guratan nekrotik pada pucuk dan pengguguran batang,” lanjut Dwi.
Metode pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi virus pada sampel tersebut menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Diharapkan pengujian tersebut dapat memelihara standar teknis yang terbaik untuk menjamin produksi bibit tanaman bambu yang berkualitas untuk ekspor.
Selain bambu, Begomovirus juga dapat menginfeksi tanaman budidaya lainnya seperti tomat, cabai dan singkong. Dampak ekonomi yang ditimbulkan dari serangan virus ini cukup besar, sehingga keberadaannya di area pertanian perlu dikendalikan.
Mari bersama melindungi negeri dengan selalu
#laporkarantina. #karantinaujistandar