Karantina Pertanian Uji Standar Hasilkan Metode Uji Handal untuk Deteksi Penyakit Glanders Pada Kuda
Sesuai persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2017 klausul 7.2 laboratorium harus memastkan bahwa metode uji yang digunakan harus dilakukan verifikasi/validasi metode sebelum digunakan untuk pengujian. Persyaratan ini memastikan agar hasil uji yang dikeluarkan valid dan laboratorium dapat menggunakan metode uji tersebut sesuai dengan peruntukannya.
Bertempat di Ruang Seminar Karantina Tumbuhan, Jumat, 11 November 2022, Karantina Pertanian Uji Standar (BBUSKP) memaparkan hasil verifikasi metode dan uji banding antar laboratorium metode uji deteksi penyakit glanders pada kuda menggunakan ELISA. Paparan disampaikan oleh Haeriah, Dokter Hewan Karantina Ahli Muda BBUSKP, selaku Ketua Tim Pelaksana kegiatan. Acara ini dihadiri oleh manajemen BBUSKP, tim pelaksana verifikasi dan uji banding, dan pejabat fungsional KH, serta narasumber dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Kegiatan verifikasi metode dan uji banding dilaksanakan oleh BBUSKP secara rutin dalam rangka menghasilkan metode uji yang valid dan handal untuk layanan pengujian di BBUSKP. Selain itu kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka fasilitasi kebutuhan pelanggan terhadap pengujian penyakit pada kuda yang belum banyak dilakukan oleh laboratorium uji dan diagnostik lainnya,” ujar Sriyanto, Kepala BBUSKP saat memberikan kata sambutan.
Susan M. Noor selaku narasumber dari BRIN sangat mengapresiasi kegiatan ini. Laboratorium BBUSKP telah mampu dan kompeten melakukan uji deteksi penyakit glanders pada kuda dengan metode uji yang sudah melalui hasil verifikasi dan uji banding antar laboratorium dengan hasil yang sesuai. Metode ELISA sangat baik digunakan untuk deteksi penyakit glanders pada kuda karena memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi serta waktu yang relatif cepat terutama untuk lalulintas hewan di pintu pengeluaran.
Sebagai laboratorium yang telah diakreditasi SNI ISO IEC/17025:2017 harus terus melakukan peningkatan dan konsisten dalam menerapkan sistem manajemen mutu yang telah ditetapkan. Kompetensi personil, peralatan laboratorium yang terkalibrasi dan metode uji yang terverifikasi/tervalidasi serta kondisi akomodasi dan lingkungan laboratorium yang memadai harus senantiasa dilakukan pemeliharaan agar hasi uji tetap valid dan memiliki ketertelusuran dan keberterimaan yang tinggi.