Jakarta (18/07) – Dalam rangka peningkatan pelayanan pengujian sampel terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Karantina Pertanian Uji Standar (BBUSKP) lakukan Pelatihan Griyaan Deteksi Virus PMK dengan Metode ELISA dan RT-qPCR. Helmi selaku Dokter Hewan Karantina Madya BBUSKP dan Desi Ariyani Kusuma selaku Product Specialist IDEXX, hadir sebagai narasumber.
Kegiatan yang berlangsung di Ruang Seminar Karantina Tumbuhan ini dibuka oleh Sriyanto, Kepala BBUSKP. “Seiring berjalannya penanganan wabah PMK, Pelatihan Griyaan ini dilakukan untuk mempelajari serta memahami lebih dalam metode ELISA dan RT-qPCR. Saat ini kebutuhan yang berkaitan dengan PEN mendesak bagi kita semua & seluruh UPT, diharapkan kita bisa dengan cepat merancang validasi pooling sampel uji ELISA agar selanjutnya bisa dikembangkan,” ujar Sriyanto.
Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay (ELISA) sederhananya, bisa dipahami sebagai suatu metode atau suatu teknik uji serologi yang digunakan untuk mengukur antigen atau antibodi. Prinsip dasar ELISA adalah analisis interaksi antara antigen dan antibodi dengan menggunakan enzim sebagai penanda reaksi. Untuk RT-qPCR, biasa disebut juga Quantitative PCR adalah metode amplifikasi dan kuantifikasi asam nukleat dimana hasil PCR dapat ditentukan, secara real-time atau langsung, dan tidak membutuhkan manipulasi pasca PCR seperti elektroforesis maupun densitometri.
Pelatihan diikuti oleh seluruh personel teknis laboratorium Karantina Hewan BBUSKP. Materi yang disampaikan oleh Helmi meliputi pemaparan rancangan ujicoba dan validasi pooling sampel serum untuk uji ELISA NSP, tahapan deteksi Virus PMK metode RT-qPCR, preparasi dan ekstraksi sampel serta mastermix dan amplifikasi. Demikian juga dengan Desi, menyampaikan materi meliputi pemaparan ELISA equipment dan test-kit, poin krusial teknik ELISA, menyiapkan reagen, metode pipetting, kriteria validitas, interpretasi, serta cara membaca dan melaporkan hasil uji.
“Dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan pelayanan pengujian PMK dengan metode ELISA dan RT-qPCR dapat ditingkatkan, demikian pula kapabilitas setiap personel teknis laboratorium Karantina Hewan di BBUSKP. Jika vaksinasi sudah berjalan dengan baik, hasil pengujian lab akan menjadi persyaratan lalu lintas hewan ternak,” harap Sriyanto menutup pelatihan.