Jakarta – Kacang kedelai masih sangat dibutuhkan oleh bangsa kita, karena kacang kedelai merupakan bahan baku bermacam panganan yang sangat digemari masyarakat Indonesia, seperti halnya tahu, tempe dan susu kedelai. Mengingat kebutuhan konsumsi kacang kedelai yang sangat tinggi, Indonesia masih memerlukan pemasok dari negara lain yaitu : Amerika Serikat dan Brazil. Pasokan kedelai ini yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP) menerima sampel kacang kedelai dari Karantina Pertanian Cilacap untuk diuji cemaran kimianya, seperti cemaran logam berat dan residu pestisida. Pengujian dilakukan menggunakan instrumen AAS untuk logam berat dan GCMS/LCMSMS untuk residu pestisida dengan waktu pengujian selama 6 dan 8 hari. Hasil analisis sampel tersebut diharapkan tidak melebihi batas maksimum residu/cemaran yang diatur dalam Permentan Nomor 55 Tahun 2016 agar aman untuk dikonsumsi.
“Laboratorium Keamanan Hayati BBUSKP yang telah terakreditasi SNI ISO/IEC 17025:2017 terus mengembangkan metode pengujian agar dapat terus bersinergi dengan Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian dalam melakukan tugas pengawasan keamanan pangan di Indonesia” jelas Sriyanto Kepala BBUSKP.